Sabtu, 28 Desember 2013
Jumat, 27 Desember 2013
Sintesis Aspirin
I. TUJUAN
Melakukan sintesis aspirin berdasarkanreaksi asetilasi antara asam salisilat dengan asam asetat.
II. DASAR TEORI
Melakukan sintesis aspirin berdasarkanreaksi asetilasi antara asam salisilat dengan asam asetat.
II. DASAR TEORI
Aspirin atau asam
asetilsalisilat (asetosal) adalah suatu jenis obat dari keluarga salisilat yang
sering digunakan sebagai analgesik (terhadap rasa sakit atau nyeri minor),
antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi. Aspirin juga memiliki efek
antikoagulan dan digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah
serangan jantung.
Pada tahun 1853, seorang ahli
kimia Perancis bernama Charles Frederic Gerhardt berhasil menetralkan salicin
alami menjadi asam salisilat (salicylic acid) lewat penyanggaan (buffering)
dengan natrium dan asam asetat. Asam salisilat ini lebih "ramah"
terhadap perut. Kemudian di tahun 1899, seorang ahli kimia Jerman, bernama
Felix Hoffmann, yang bekerja bagi Bayer, menemukan kembali formula Gerhardt.
Hoffmann membujuk Bayer untuk memasarkan obat itu, yang selanjutnya muncul di
pasar dengan nama pasaran "Aspirin". Aspirin adalah obat pertama yang
dipasarkan dalam bentuk tablet. Sebelumnya, obat diperdagangkan dalam bentuk
bubuk (puyer).
Aspirin adalah ester dari
asam asetat dan asam salisilat (yang berperran adalah gugus alkohol). Meskipun
suatu ester asam asetat dapat dibuat dengan interaksi langsung asam
asetat dengan alkohol atau fenol, para ahli kimia biasanya menggunkan turunan
asam asetat yaitu anhidrida asetat sebagai zat pengasetilasi. reaksi
pemebentukan ester dengan anhidrida asetat jauh lebih cepat daripada
menggunakan asam asetat. biasanya katalis yang digunakan adalah asam sulfat.
II. METODE PRAKTIKUM
1.
ALAT
a.
Labu bulat
b.
pipet tetes
c.
gelas piala
d.
batang pengaduk
e.
gelas ukur
f.
cawan kristalisasi
g.
spatula
h.
pipet ukur
i.
termometer
j.
corong
k.
penangas air
2.
BAHAN
a.
asam salisilat
b.
asam sulfat pekat
c.
asam asetat
d.
etanol
IV. CARA KERJA
1. dimasukkan 5gr asam
salisilat dan 5 ml asam asetat ke dalam labu bulat dan ditambahkan dengan asam
sulfat pekat kemudian digoyang-goyangkan agar terjadi pencampuran dengan baik.
2. dipanaskan diatas penangas
air dengan suhu 50-60 derajat C selama 15 disertai pengadukan
3. campuran dibiarkan dingin,
kemudian ditambahkan 37,5 ml aquades lalu diaduk
4. campuran disaring dan
kristal yang terbentuk direkristalisasi denan etanol
5. dituangkan larutan ke
dalam 15 ml aquades hangat
6. setelah terbentuk kristal
jarum jarum halus, larutan disaring
V. HASIL PENGAMATAN
Berat kertas saring =
0,8937 gram
Berat kertas saring + endapan
= 3,029 gram
Berat endapan = 2,1263 gram
VI. PEMBAHASAN
Sintesis aspirin merupakan suatu
proses dari esterifikasi. Esterifikasi merupakan reaksi antara asam
karboksilat dengan suatu alkohol membentuk suatu ester. Aspirin merupakan
salisilat ester yang dapat disintesis dengan menggunakan asam asetat (memiliki
gugus COOH) dan asam salisilat (memiliki gugus OH).
Asam asetat anhidrat
digunakan pada praktikum ini karena asam asetat namun kan lebih baik jika
menggunkan anhidrat asetat karena anhidrat tidak mengandung air dan dengan
mudah menyerap air sehingga dapat mencegah atau menghindari terjadinya
hidrolisis aspirin menjadi salisilat dan asetat oleh air.
Asam sulfat pekat yang
berfungsi sebagai katalisator ditambahkan pada larutan campuran asam salisilat
dengan asam asetat . Dengan kata lain, asam sulfat berfungsi untuk mempercepat
terjadinya sintesa dengan cara menurunkan energi aktivasi sehingga reaksi
berjalan lebih cepat dan energi yang diperlukan semakin sedikit.
Pada proses pembentukan
aspirin, pertama-tama dicampurkan 2,5 gram asam salisilat, 5 ml asetat
anhidrat, dan 3 tetes asam sulfat pekat didalam labu didih dasar bulat. Setelah
itu, labu digoyang-goyangkan di dalam lemari asam agar zat tercampur sempurna
dan menghasilkan campuran berwarna bening. Labu didih dipanaskan diatas
penangas air pada temperatur 50-60 oC sambil diaduk selama 15 menit.
Campuran dibiarkan dingin pada suhu kamar tetapi tetap aduk sekali-sekali.
Kemudian, campuran ditambah dengan 37,5 ml aquadest dan diaduk sempurna yang
membentuk 2 lapisan pada campuran. Campuran
didinginkan selama beberapa menit menggunakan batu es dan menghasilkan endapan
berwarna putih. Selanjutnya, saring endapan dengan pompa vakum, maka akan
didapat aspirin. Aspirin yang didapat sebesar 2,1263 gram.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan
diatas, dapat disimpulkan bahwa aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal)
adalah suatu jenis obat dari keluarga salisilat yang sering digunakan sebagai
analgesik (terhadap rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap demam),
dan anti-inflamasi. Dan hasil aspirin yang didapat adalah sebesar 2, 1263 gram.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Mutiasari Amanda. 2013.
Reaksi Acetylasi. http://mutiasariamanda.blogspot.com/2013/04/laporan-kimia-organik-aspirin.html diakses pada 23 desember
2013
Tabroni. 2013. Sintesis Aspirin. http://tabroni-ali.blogspot.com/2013/05/laporan-praktikum-sintesis-aspirin.html. Diakses pada 23 desember
2013
Saponifikasi
SAPONIFIKASI
I. TUJUAN
1.Membuat sabun secara sedarhana
2. Mempelajari sifat-sifat sabun
II. DASAR TEORI
1.Membuat sabun secara sedarhana
2. Mempelajari sifat-sifat sabun
II. DASAR TEORI
Reaksiantaraalkoholdanasamkarboksilatdisebutester.Lemakdanminyaknabatimerupakanduatipeester.Lemakmerupakancampuran
ester yang dibuatdarialkoholdanasamkarboksilat, sepertiasamstearat, asamoleat,
danasampalmitat.Minyak, sepertiminyakzaitunmengandung ester
darigliserolasamoleat.Lemakpadatmengandung ester
gliseroldanasamstearatatauasampalmitat
Sabun adalah surfaktan yang
digunakan dengan air untuk mencuci dan membersihkan.Sabun biasanya berbentuk
padatan tercetak yang disebut batang karena sejarah dan bentuk
umumnya.Penggunaan sabun cair juga telah telah meluas, terutama pada
sarana-sarana publik.Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun secara
efektif mengikat partikel dalam suspensi mudah dibawa oleh air bersih. Di
negara berkembang, deterjen sintetik telah menggantikan sabun sebagai alat
bantu mencuci.
Banyak sabun merupakan
campuran garam natrium atau kalium dari asam lemak yang dapat diturunkan dari
minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali (seperti natrium atau kalium
hidroksida) pada suhu 80–100 °C melalui suatu proses yang dikenal dengan
saponifikasi. Lemak akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan
sabun mentah. Secara tradisional, alkali yang digunakan adalah kalium yang
dihasilkan dari pembakaran tumbuhan, atau dari arang kayu.Sabun dapat dibuat
pula dari minyak tumbuhan, seperti minyak zaitun.
Saponifikasi
(saponification) adalah reaksi yang terjadi ketika minyak / lemak dicampur
dengan larutan alkali. Ada dua produk yang dihasilkan dalam proses ini, yaitu
Sabun dan Gliserin.
Istilah saponifikasi dalam literatur
berarti “soap making”. Akar kata “sapo” dalam bahasa Latin yang artinya soap /
sabun.
Sabun dibuat dari
proses saponifikasi lemak hewan (tallow) dan dari minyak. Gugus induk lemak
disebut fatty acids yang terdiri dari rantai hidrokarbon panjang (C-12 sampai
C18) yang berikatan membentuk gugus karboksil.Asam lemak rantai pendek jarang
digunakan karena menghasilkan sedikit busa. Reaksi saponifikasi tidak lain
adalah hidrolisis basa suatu ester dengan alkali (NaOH, KOH).
Pada umumnya, alkali
yang digunakan dalam pembuatan sabun pada umumnya hanya NaOH dan KOH, namun
kadang juga menggunakan NH4OH.Sabun yang dibuat dengan NaOH lebih lambat larut
dalam air dibandingkan dengan sabun yang dibuat dengan KOH. Sabun yang terbuat
dari alkali kuat (NaOH, KOH) mempunyai nilai pH antara 9,0 sampai 10,8
sedangkan sabun yang terbuat dari alkali lemah (NH4OH) akan mempunyai nilai pH
yang lebih rendah yaitu 8,0 sampai 9,5.
Selain itu sabun biasanya
membentuk garam dengan ion-ion kalsium, magnesium, atau besi dalam air sadah
(hard water).Garam-garam tesebut tidak larut dalam air.Garam yang tidak larut
dalam air itu membuat warna coklat pada dinding kamar mandi, kerah baju, atau
warna kusam pada pakaian dan rambut.
Masalah tersebut
dipecahkan dengan beberapa cara. Misalnya dengan mengurangi ion-ion kalsium dan
magnesium dan menggantinya dengan ion-ion natrium, atau yang dikenal dengan air
lunak. (soft water). Selain itu bisa juga dengan menambahkan fosfat pada sabun,
karena fosfat membentuk komplek dengan ion-ion logam, larut dalam air, sehingga
mencegah ion-ion tersebut membentuk garam taklarut dengan sabun. Namun
penggunaan fosfet harus dibatasi, karena jika ikut mengalir dalam danau atau
sungai fosfat yang juga berfungsi sebagai pupuk akan merangsang tumbuhnya
tanaman sedemikian besar sehingga tanaman menghabiskan oksigen terlarut dalam
air dan menyebabkan ikan-ikan mati. Cara lain misalnya dengan mengganti gugus
ionik karboksilat pada sabun dengan gugus sulfat atau sulfonat. Cara inilah
yang mendasari terbentuknya detergen.
III. METODE PERCOBAAN
ALAT
1. pemanas
listrik
2. erlenmeyer
3. batang pengaduk
4. pipet
tetes
5. corong
6. gelas
piala
7. tabung
reaksi
BAHAN
1. NaOH
25%
2. MgSO4
5%
3. NaCl
25%
4. FeCl3
5%
5. etanol
6. butter
7. CaCl2
5%
IV.
PROSEDUR KERJA
A. Pembuatan Sabun
1. dimasukkan 6,5 ml minyak sayur ke dalam
erlenmeyer
2. ditambahkan 5ml etanol dan 5ml NaOH (sebagai
pelarut)
3.dipanaskan dengan penanggas air
sambil diaduk selama 20 menit hingga bau alkohol menghilang
4. didinginkan campuran dengan penangas
es.
5. sabun diendapkan ditambahka 37,5 ml
NaCl jenuh ke dalam campuran sambil diaduk
6. disaring dan ditimbang bobotnya.
B. Sifat sabun
Zat Pengemulsi
1. Dimasukkan 5 tetes minyak tanah dalam 5
ml air dan dikocok. Diamati apa yang terjadi
2. dimasukkan 5 tetes minyak tanah dalam 5
ml air serta sedikit sabun yang telah dibuat, dikocok dan diamati apa yang
terjadi
3. dibandingkan reaksi pertama dan kedua
Reaksi dengan air
sadah
1. dimasukkan sabun yang telah dibuat
sebanyak sepertiga spatula ke dalam gelas beker yang mengandung 25 ml air
2. dihangatkan beker tesebut di atas
penanggas
3. dimasukkan larutan sabuntersebut ke
dalam masing-masing tabung reaksi sebanyak 5 ml
4. ditambahkan dengan 2 tetes CaCl2 ke
dalam tabung 1, 2 tetes FeCl3 pada tabung 2, 2 tetes MgSO4 pada tabung tiga dan
2 tetes air keran dalam tabung 4
5. diamati apa yang terjadi
Kebasaan (alkalinitas)
1. di tes kebasaan larutan sabun dengan pH
indikator
V. HASIL PENGAMATAN
A. Pembuatan Sabun
Butter + etanol + NaOH = larutan berwarna kuning
Sabun yang dihasilkan 0 gram.
VI. PEMBAHASAN
Percobaan
kali ini adalah reaksi saponifikasi, Saponifikasimerupakan proses pembuatansabun yang
berlangsungdengan mereaksikanasamlemakkhususnyatrigliseridadengan alkali
yang menghasilkan sabundanhasilsampingberupagliserol.Sabun adalah garam logam
alkali yang
mempunyairangkaiankarbon yang panjangdari
asam-asam lemak, dimana dalam percobaan ini alkali yang dimaksud adalah natrium
(Na) dari basa kuat NaOH. Gugus induk lemak disebut fatty acids yang
terdiri dari rantai hidrokarbon panjang (C-12 sampai C-18) yang berikatan
membentuk gugus karboksil. Sabunmemilikisifat yang unik,
yaitupadastrukturnyadimanakeduaujungdari strukturnyamemilikisifat yang
berbeda.Padasalahsatuujungnyaterdiridarirantai hidrokarbonasamlemak yang
bersifatlipofilik (tertarikpadaataularutlemakdanminyak) ataubasa yang disebutujung nonpolar
sedangkanpadaujunglainnyamerupakan ion karboksilat yang bersifathidrofilik
(tertarikpadaataularutdalam air) atauujung polar. Reaksi saponifikasi yang
terjadi adalah sebagai berikut :
CH3(CH2)14CO2 H
+ 3 NaOH → 3 CH3(CH2)14CO2Na
+ C3H8O3
Langkah
yang dilakukan adalah mereaksikan NaOH yang telah dilarutkan dalam air mendidih
dengan butter dan dilakukan pengadukan agar larutan cepat bereaksi. Pada saat
dicampurkan, campuran tidak membentuk 2 lapisan yang kemudian campuran
berubah wujud seperti susu kental dan tidak ada minyak yang mengapung di
atasnya dan berwarna kekuning-kuningan. Pada proses ini bahan yang digunakan adalah
butter. Maka dari itu butter tidak dapat menghasilkan sabun yang diinginkan.
Karena bahan komposisi dari butter tersebut adalah berasal dari cream atau
susu, sedangkan bahan baku dari sabun itu sendiri berasal dari minyak nabati
atau lemak hewan.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan,
pembuatan sabun berasal dari bahan baku yang terdiri dari minyak nabati atau
lemak hewani. Butter tidak dapat digunakan untuk pembuatan sabun.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Saepul Rohman. 2009. Pembuatan
Sabun. http://majarimagazine.com/2009/07/bahan-pembuatan-sabun/. Diakses pada tanggal 22
desember 2013
Wahwed.2010. Perbedaan Antara Margarine, Butter dan
Mentega. http://wahw33d.blogspot.com/2010/08/perbedaan-antara-mentega-margarin-dan.html. Diakses pada 22 desember
2013
Langganan:
Postingan (Atom)