Kelarutan
Senyawa Organik
I. Tujuan Praktikum : Memahami
Kepolaran Suatu Larutan
II. Dasar Teori :
Senyawa organik adalah golongan
besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat,
dan oksida karbon. Studi mengenai senyawaan organik disebut kimia organik. Di antara beberapa golongan
senyawaan organik adalah senyawa
alifatik, rantai karbon yang dapat diubah gugus fungsinya;
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hidrokarbon_aromatik&action=edit&redlink=1″>hidrokarbon
aromatik, senyawaan yang mengandung paling tidak satu cincin benzena;
senyawa heterosiklik
yang mencakup atom-atom nonkarbon dalam struktur cincinnya; dan polimer, molekul rantai panjang gugus berulang
(Siregar, 2012).
Kelarutan adalah kadar jenuh solute
dalam sejumlah solven pada suhu tertentu yang menunjukkan bahwa interaksi
spontan satu atau lebih solute atau solven telah terjadi dan membentuk dispersi
molekuler yang homogeni. Kelarutan suatu zat (solute) dalam solven tertentu
digambarkan sebagai like dissolves like senyawa atau zat yang strukturnya
menyerupai akan saling melarutkan, yang penjabarannya didasarkan atas polaritas
antara solven dan solute yang dinyatakan dengan tetapan dielektrikum, atau
momen dipole, ikatan hydrogen, ikatan van der waals (London) atau ikatan
elektrostatik yang lain (Anonim, 2012).
Kelarutan sebagian besar disebabkan
oleh polaritas dari pelarut, yaitu dari momen dipolnya. Namun Hildebrand
membukti bahwa pertimbangan tentang dipol momen saja tidak cukup untuk
menerangkan kelarutan zat polar dalam air. Kemampuan zat terlarut membentuk
ikatan hidrogen lebih merupakan faktor yang jauh lebih berpengaruh dibandingkan
dengan polaritas. Air melarutkan fenol, alkohol, aldehida, keton, dll yang
mengandung oksigen dan nitrogen yang dapat membentuk ikatan hidrogen dalam air.
Pelarut non polar tidak dapat mengurangi gaya tarik-menarik antara ion-ion
elektrolit kuat dan lemah, karena tetapan dielektrik pelarut yang rendah.
Pelarut juga tidak dapat memecahkan ikatan kovalen dan elektrolit yang
berionisasi lemah karena pelarut non polar termasuk dalam golongan pelarut
aprotik dan tidak dapat membentuk jembatan hidrogen dengan non elektrolit. Oleh
karena itu zat terlarut ionik dan polar tidak larut atau hanya dapat larut
sedikit dalam pelarut nonpolar. Maka, minyak dan lemak larut dalam benzen,
tetrakloroda dan minyak mineral. Alkaloida basa dan asam lemak larut dalam
pelarut nonpolar (Martin, 1993).
Bahan yang bersifat polar terdiri
dari bahan yang bersifat ionik atau kovalen. Untuk yang non polar umumnya
adalah bersifat kovalen. Berdasarkan polaritas ini maka pelarut-pelarut yang
ada di alam juga dapat digolongkan. Hal ini dapat membantu pemilihan jenis
pelarut yang akan digunakan saat akan melarutkan bahan.
III. Alat dan Bahan :
a. Alat :
-Tabung
Reaksi
- Pipet Tetes
- Rak Tabung
- Spatula
b. Bahan
:
NaOH
5%.
Sampel
(A,B,C,D,E,F,G,H,I)
NaHCO3 5%.
H2SO4
HCl 5%
V. Hasil dan Pembahasan
hasil pengamatan:
Sampel A + Aquades = Netral (larut)
Sampel B + Aquades = tidak larut
+ NaOH 5% = tidak larut
+ HCl 5% = tidak larut
+ H2SO4 pekat = Netral (larut)
Sampel C + Aquades = Netral (larut)
Sampel D + Aquades = Netral (larut)
Sampel E + Aquades = Netral (larut)
Sampel F + Aquades = netral (larut)
Sampel G + Aquades = tidak larut
+ NaOH 5% = larut
+ NaHCO3 5% = Asam karboksilat ( larut)
Sampel H + Aquades = tidak larut
+ NaOH 5% = tidak larut
+ HCl 5% = tidak larut
+ H2SO4 pekat = Inert ( Tidak Larut )
Sampel I + Aquades = tidak larut
+ NaOH 5% = tidak larut
+ HCl 5% = tidak larut
+ H2SO4 pekat = Inert ( Tidak Larut )
Sampel B + Aquades = tidak larut
+ NaOH 5% = tidak larut
+ HCl 5% = tidak larut
+ H2SO4 pekat = Netral (larut)
Sampel C + Aquades = Netral (larut)
Sampel D + Aquades = Netral (larut)
Sampel E + Aquades = Netral (larut)
Sampel F + Aquades = netral (larut)
Sampel G + Aquades = tidak larut
+ NaOH 5% = larut
+ NaHCO3 5% = Asam karboksilat ( larut)
Sampel H + Aquades = tidak larut
+ NaOH 5% = tidak larut
+ HCl 5% = tidak larut
+ H2SO4 pekat = Inert ( Tidak Larut )
Sampel I + Aquades = tidak larut
+ NaOH 5% = tidak larut
+ HCl 5% = tidak larut
+ H2SO4 pekat = Inert ( Tidak Larut )
pembahasan:
Senyawa
organic adalah senyawa yang mengandung atom karbon pada senyawanya. Senyawa organic
banyak ditemukan disekitar kita, seperti pada protein, lemak, dan karbohidrat.
Berbeda dengan senyawa anorganik yang memiliki struktur lebih sederhana,
senyawa organic biasanya memiliki struktur yang lebih rumit. Berikut adalah
tabel perbedaan senyawa organic dengan anorganik.
No
|
Senyawa organik
|
Senyawa Anorganik
|
1
|
Kebanyakan berasal dari makhluk hidup dan beberapa dari
hasil sintesis
|
Berasal dari sumber daya alam mineral ( bukan
makhluk hidup)
|
2
|
Senyawa organik lebih mudah terbakar
|
Tidak mudah terbakar
|
3
|
Strukturnya lebih rumit
|
Struktur sederhana
|
4
|
Semua senyawa organik mengandung unsur karbon
|
Tidak semua senyawa anorganik yang memiliki unsur
karbon
|
5
|
Hanya dapat larut dalam pelarut organik
|
Dapat larut dalam pelarut air atau organik
|
6
|
CH4, C2H5OH, C2H6 dsb.
|
NaF, NaCl, NaBr, NaI dsb.
|
Seperti senyawa lain, senyawa organic juga bisa melarut
dalam suatu pelarut. Untuk senyawa organic, pelarut yang digunakan biasanya
bersifat protik maupun aprotik. Tetapi meskipun senyawa organic dapat melarut
pada salah satu pelarut, ada senyawa organic
yang tidak melarut pada kedua pelarut (inert). Senyawa organic yang bisa
melarut biasanya berbentuk senyawa netral (alkena, alkuna, alcohol, keton,
amida, aldehida, ester dan eter). Adapun yang tidak dapat melarut biasanya
berbentuk senyawa inert (alkana, alkil halide, atau senyawa
aromatik).
Dari hasil praktikum yang didapat, diketahui bahwa sampel A,C,D,E,F
adalah senyawa Netral dan sampel G adalah Asam karboksilat. Sedangkan untuk sampel
B, H ,dan I adalah senyawa inert
V. Kesimpulan
Sampel A adalah dietil eter
Sampel B adalah nheksana
Sampel C adalah isopropil Alkohol
Sampel D adalah Aseton
Sampel E adalah Fenol
Sampel F adalah Formaldehid
Sampel G adalah Asam Asetat
Sampel H adalah toulena
Sampel I adalah etilen diain
Sampel B adalah nheksana
Sampel C adalah isopropil Alkohol
Sampel D adalah Aseton
Sampel E adalah Fenol
Sampel F adalah Formaldehid
Sampel G adalah Asam Asetat
Sampel H adalah toulena
Sampel I adalah etilen diain
VI. Daftar Pustaka
Chang, Raymond.
2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Edisi ketiga. Jilid 1. Jakarta :
Erlangga
Nurbayti, Siti.
2006. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Jakarta : Fakultas Sains dan
Teknologi UIN
Syarif Hidayatullah
http://garda-pengetahuan.blogspot.com/2013/02/perbedaan-senyawa-organik-dan-senyawa.html
http://marnalajoshua.wordpress.com/2010/05/03/pelarut-organik/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar