Jumat, 27 Desember 2013

Kelarutan Senyawa Organik


Kelarutan Senyawa Organik

I. Tujuan Praktikum : Memahami Kepolaran Suatu Larutan

II. Dasar Teori :
Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Studi mengenai senyawaan organik disebut kimia organik. Di antara beberapa golongan senyawaan organik adalah senyawa alifatik, rantai karbon yang dapat diubah gugus fungsinya; http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hidrokarbon_aromatik&action=edit&redlink=1″>hidrokarbon aromatik, senyawaan yang mengandung paling tidak satu cincin benzena; senyawa heterosiklik yang mencakup atom-atom nonkarbon dalam struktur cincinnya; dan polimer, molekul rantai panjang gugus berulang (Siregar, 2012).
Kelarutan adalah kadar jenuh solute dalam sejumlah solven pada suhu tertentu yang menunjukkan bahwa interaksi spontan satu atau lebih solute atau solven telah terjadi dan membentuk dispersi molekuler yang homogeni. Kelarutan suatu zat (solute) dalam solven tertentu digambarkan sebagai like dissolves like senyawa atau zat yang strukturnya menyerupai akan saling melarutkan, yang penjabarannya didasarkan atas polaritas antara solven dan solute yang dinyatakan dengan tetapan dielektrikum, atau momen dipole, ikatan hydrogen, ikatan van der waals (London) atau ikatan elektrostatik yang lain (Anonim, 2012).
Kelarutan sebagian besar disebabkan oleh polaritas dari pelarut, yaitu dari momen dipolnya. Namun Hildebrand membukti bahwa pertimbangan tentang dipol momen saja tidak cukup untuk menerangkan kelarutan zat polar dalam air. Kemampuan zat terlarut membentuk ikatan hidrogen lebih merupakan faktor yang jauh lebih berpengaruh dibandingkan dengan polaritas. Air melarutkan fenol, alkohol, aldehida, keton, dll yang mengandung oksigen dan nitrogen yang dapat membentuk ikatan hidrogen dalam air. Pelarut non polar tidak dapat mengurangi gaya tarik-menarik antara ion-ion elektrolit kuat dan lemah, karena tetapan dielektrik pelarut yang rendah. Pelarut juga tidak dapat memecahkan ikatan kovalen dan elektrolit yang berionisasi lemah karena pelarut non polar termasuk dalam golongan pelarut aprotik dan tidak dapat membentuk jembatan hidrogen dengan non elektrolit. Oleh karena itu zat terlarut ionik dan polar tidak larut atau hanya dapat larut sedikit dalam pelarut nonpolar. Maka, minyak dan lemak larut dalam benzen, tetrakloroda dan minyak mineral. Alkaloida basa dan asam lemak larut dalam pelarut nonpolar (Martin, 1993).
Bahan yang bersifat polar terdiri dari bahan yang bersifat ionik atau kovalen. Untuk yang non polar umumnya adalah bersifat kovalen. Berdasarkan polaritas ini maka pelarut-pelarut yang ada di alam juga dapat digolongkan. Hal ini dapat membantu pemilihan jenis pelarut yang akan digunakan saat akan melarutkan bahan.


III. Alat dan Bahan :
     a. Alat : -Tabung Reaksi                                                   - Pipet Tetes
                  - Rak Tabung                                                      - Spatula
     b. Bahan : 
      NaOH 5%.
Sampel (A,B,C,D,E,F,G,H,I)
NaHCO3 5%.
H2SO4
HCl 5%


IV. Cara Kerja






V. Hasil dan Pembahasan
hasil pengamatan:
Sampel A + Aquades = Netral (larut)
Sampel B + Aquades = tidak larut
                 + NaOH 5% = tidak larut
                 +  HCl 5% = tidak larut
                 + H2SO4 pekat = Netral (larut)
Sampel C + Aquades = Netral (larut)
Sampel D + Aquades = Netral (larut)
Sampel E + Aquades = Netral (larut)
Sampel F  + Aquades = netral (larut)
Sampel G + Aquades =  tidak larut
                 + NaOH 5% = larut
                 + NaHCO3 5% = Asam karboksilat ( larut)
Sampel H + Aquades = tidak larut
                 + NaOH 5% = tidak larut
                 +  HCl 5% = tidak larut
                 + H2SO4 pekat = Inert ( Tidak Larut )

Sampel I + Aquades = tidak larut
                 + NaOH 5% = tidak larut
                 +  HCl 5% = tidak larut
                 + H2SO4 pekat = Inert ( Tidak Larut )

pembahasan:
                Senyawa organic adalah senyawa yang mengandung atom karbon pada senyawanya. Senyawa organic banyak ditemukan disekitar kita, seperti pada protein, lemak, dan karbohidrat. Berbeda dengan senyawa anorganik yang memiliki struktur lebih sederhana, senyawa organic biasanya memiliki struktur yang lebih rumit. Berikut adalah tabel perbedaan senyawa organic dengan anorganik.
No
Senyawa organik
Senyawa Anorganik
1
Kebanyakan berasal dari makhluk hidup dan beberapa dari hasil sintesis
Berasal dari sumber daya alam mineral ( bukan makhluk hidup)
2
Senyawa organik lebih mudah terbakar
Tidak mudah terbakar
3
Strukturnya lebih rumit
Struktur sederhana
4
Semua senyawa organik mengandung unsur karbon
Tidak semua senyawa anorganik yang memiliki unsur karbon
5
Hanya dapat larut dalam pelarut organik
Dapat larut dalam pelarut air atau organik
6
CH4, C2H5OH, C2H6 dsb.
NaF, NaCl, NaBr, NaI dsb.

Seperti senyawa lain, senyawa organic juga bisa melarut dalam suatu pelarut. Untuk senyawa organic, pelarut yang digunakan biasanya bersifat protik maupun aprotik. Tetapi meskipun senyawa organic dapat melarut pada salah satu pelarut,  ada senyawa organic yang tidak melarut pada kedua pelarut (inert). Senyawa organic yang bisa melarut biasanya berbentuk senyawa netral (alkena, alkuna, alcohol, keton, amida, aldehida, ester dan eter). Adapun yang tidak dapat melarut biasanya berbentuk senyawa inert (alkana, alkil halide, atau senyawa aromatik).  
Dari hasil praktikum yang didapat, diketahui bahwa sampel A,C,D,E,F adalah senyawa Netral dan sampel G adalah Asam karboksilat. Sedangkan untuk sampel B, H ,dan I adalah senyawa inert

V. Kesimpulan
Sampel A adalah dietil eter
Sampel B adalah nheksana
Sampel C adalah isopropil Alkohol
Sampel D adalah Aseton
Sampel E adalah Fenol
Sampel F adalah Formaldehid
Sampel G adalah Asam Asetat
Sampel H adalah toulena
Sampel I adalah  etilen diain 

VI. Daftar Pustaka
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Edisi ketiga. Jilid 1. Jakarta :  
Erlangga
Nurbayti, Siti. 2006. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Jakarta : Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Syarif Hidayatullah   
http://garda-pengetahuan.blogspot.com/2013/02/perbedaan-senyawa-organik-dan-senyawa.html
http://marnalajoshua.wordpress.com/2010/05/03/pelarut-organik/ 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar